Ketika pasar saham mengalami penurunan yang signifikan, banyak orang mulai mencari peluang untuk membeli saham dengan harga murah. Tetapi pertanyaan utamanya adalah, apakah harga saat ini benar-benar murah atau mahal? Apakah saat ini waktu yang tepat untuk berinvestasi? Dan jika sudah berinvestasi, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk balik modal dan mendapatkan keuntungan?
Sebenarnya, pendapat tentang harga saham adalah hal pribadi setiap orang. Tetapi dalam dunia investasi, ada alat standar yang membantu mengukur apakah harga tersebut mahal atau murah, dan alat itu adalah yang paling sering dibicarakan oleh para investor value: PE atau PE ratio
Apa itu PE Ratio? Rumus perhitungan yang tidak rumit
PE ratio singkatan dari “Price to Earnings ratio” yang secara harfiah berarti “rasio harga terhadap laba”. Alat ini digunakan untuk menunjukkan kenyataan bahwa jika Anda membeli saham ini pada harga saat ini, berapa tahun Anda harus menunggu agar perusahaan membayar laba yang setara dengan jumlah uang yang Anda investasikan
Rumusnya sangat sederhana:
PE = Harga per saham ÷ EPS (Laba per saham)
Dua variabel penting adalah:
Harga per saham (Price): Harga yang Anda bayar untuk membeli saham tersebut. Semakin murah harganya, PE akan lebih rendah, dan waktu balik modal akan lebih cepat.
EPS (Earnings Per Share): Laba bersih perusahaan yang dihitung sebagai proporsi terhadap satu saham. Jika EPS tinggi, berarti perusahaan mampu menghasilkan laba yang besar. Meskipun Anda membeli pada harga tinggi, PE mungkin tidak setinggi yang diperkirakan.
Contoh agar lebih jelas: Misalnya harga saham 5 Baht dan EPS adalah 0.5 Baht, maka PE akan menjadi 10 kali. Itu berarti, setiap tahun perusahaan memberikan hasil 0.5 Baht, dan dalam 10 tahun Anda akan mendapatkan kembali 5 Baht (return modal) dan setelah itu akan menjadi keuntungan bersih.
Forward PE vs Trailing PE: Mana yang lebih dapat dipercaya?
Tidak hanya satu jenis PE saja. Di pasar nyata, ada dua bentuk yang harus dipahami oleh investor:
Forward PE: Melihat ke depan
Forward PE menggunakan harga saham saat ini dibagi dengan laba di masa depan yang diperkirakan oleh analis. Ini membandingkan nilai saat ini dengan nilai yang diperkirakan akan terjadi di tahun berikutnya.
Keunggulannya adalah membantu Anda melihat potensi pertumbuhan di masa depan, tetapi keterbatasannya adalah prediksi tidak selalu 100% akurat. Beberapa perusahaan mungkin memperkirakan laba lebih rendah agar hasilnya melebihi ekspektasi saat pengumuman hasil, atau analis asing mungkin memberikan angka yang berbeda dari perkiraan perusahaan, sehingga menimbulkan kebingungan.
Trailing PE: Melihat ke belakang
Trailing PE menggunakan harga saat ini dibagi dengan laba nyata yang diperoleh perusahaan dalam 12 bulan terakhir. Ini adalah bentuk yang paling umum karena menggunakan data nyata, bukan prediksi.
Namun demikian, Forward PE memiliki keterbatasan: hasil masa lalu tidak menjamin akan terulang di masa depan. Jika perusahaan baru saja menghadapi krisis atau kejadian penting, Trailing PE mungkin tidak mencerminkan kondisi saat ini secara akurat.
PE memiliki keterbatasan, memang, tetapi tetap alat yang baik
Faktanya, EPS tidak tetap konstan sepanjang waktu. Ia berubah sesuai dengan pertumbuhan perusahaan atau faktor negatif:
Situasi baik: Misalnya Anda membeli saham seharga 5 Baht dengan PE 10 kali (EPS 0.5 Baht). Anda berharap akan balik modal dalam 10 tahun, tetapi selama itu perusahaan memperluas produksi dan pasar ekspor, sehingga EPS meningkat menjadi 1 Baht. Ketika EPS naik, PE turun menjadi 5 kali. Artinya, Anda akan balik modal dalam 5 tahun—lebih cepat setengahnya.
Situasi buruk: Sebaliknya, jika perusahaan menghadapi masalah perdagangan atau kerugian, sehingga EPS turun menjadi 0.25 Baht, maka PE dari saham seharga 5 Baht akan meningkat menjadi 20 kali. Artinya, Anda harus menunggu 20 tahun untuk balik modal.
Inilah alasan mengapa PE memiliki keterbatasan, tetapi alat ini tetap berharga karena membantu membandingkan apakah saham di pasar mahal atau murah dengan standar yang sama. Setelah memilih saham berdasarkan PE, investor sebaiknya melakukan pengecekan tambahan, melihat komponen bisnis, potensi pertumbuhan, dan risiko-risiko lainnya. Ini akan membantu mengurangi kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Kesimpulan: PE Ratio adalah titik awal, bukan akhir
Investasi yang sukses membutuhkan berbagai alat. Tidak ada satu metode yang berlaku untuk semua situasi. Ketika pasar berfluktuasi, alat analisis teknikal mungkin membantu membaca tren, tetapi ketika menemukan peluang bagus di mana banyak saham memiliki harga yang wajar, PE ratio adalah alat yang sangat membantu dalam seleksi.
Pengetahuan tentang PE apa itu, cara menghitungnya, dan keterbatasannya akan membantu Anda membuat keputusan investasi secara rasional dan akurat. Gunakan PE sebagai alat untuk memilih saham yang harganya wajar, lalu pelajari lebih dalam tentang kualitas perusahaan dan prospek di masa depan, sehingga Anda dapat mengumpulkan saham yang baik ke portofolio dengan lebih percaya diri.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Mengapa Rasio PE adalah indikator yang harus diketahui oleh investor
Ketika pasar saham mengalami penurunan yang signifikan, banyak orang mulai mencari peluang untuk membeli saham dengan harga murah. Tetapi pertanyaan utamanya adalah, apakah harga saat ini benar-benar murah atau mahal? Apakah saat ini waktu yang tepat untuk berinvestasi? Dan jika sudah berinvestasi, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk balik modal dan mendapatkan keuntungan?
Sebenarnya, pendapat tentang harga saham adalah hal pribadi setiap orang. Tetapi dalam dunia investasi, ada alat standar yang membantu mengukur apakah harga tersebut mahal atau murah, dan alat itu adalah yang paling sering dibicarakan oleh para investor value: PE atau PE ratio
Apa itu PE Ratio? Rumus perhitungan yang tidak rumit
PE ratio singkatan dari “Price to Earnings ratio” yang secara harfiah berarti “rasio harga terhadap laba”. Alat ini digunakan untuk menunjukkan kenyataan bahwa jika Anda membeli saham ini pada harga saat ini, berapa tahun Anda harus menunggu agar perusahaan membayar laba yang setara dengan jumlah uang yang Anda investasikan
Rumusnya sangat sederhana:
PE = Harga per saham ÷ EPS (Laba per saham)
Dua variabel penting adalah:
Harga per saham (Price): Harga yang Anda bayar untuk membeli saham tersebut. Semakin murah harganya, PE akan lebih rendah, dan waktu balik modal akan lebih cepat.
EPS (Earnings Per Share): Laba bersih perusahaan yang dihitung sebagai proporsi terhadap satu saham. Jika EPS tinggi, berarti perusahaan mampu menghasilkan laba yang besar. Meskipun Anda membeli pada harga tinggi, PE mungkin tidak setinggi yang diperkirakan.
Contoh agar lebih jelas: Misalnya harga saham 5 Baht dan EPS adalah 0.5 Baht, maka PE akan menjadi 10 kali. Itu berarti, setiap tahun perusahaan memberikan hasil 0.5 Baht, dan dalam 10 tahun Anda akan mendapatkan kembali 5 Baht (return modal) dan setelah itu akan menjadi keuntungan bersih.
Forward PE vs Trailing PE: Mana yang lebih dapat dipercaya?
Tidak hanya satu jenis PE saja. Di pasar nyata, ada dua bentuk yang harus dipahami oleh investor:
Forward PE: Melihat ke depan
Forward PE menggunakan harga saham saat ini dibagi dengan laba di masa depan yang diperkirakan oleh analis. Ini membandingkan nilai saat ini dengan nilai yang diperkirakan akan terjadi di tahun berikutnya.
Keunggulannya adalah membantu Anda melihat potensi pertumbuhan di masa depan, tetapi keterbatasannya adalah prediksi tidak selalu 100% akurat. Beberapa perusahaan mungkin memperkirakan laba lebih rendah agar hasilnya melebihi ekspektasi saat pengumuman hasil, atau analis asing mungkin memberikan angka yang berbeda dari perkiraan perusahaan, sehingga menimbulkan kebingungan.
Trailing PE: Melihat ke belakang
Trailing PE menggunakan harga saat ini dibagi dengan laba nyata yang diperoleh perusahaan dalam 12 bulan terakhir. Ini adalah bentuk yang paling umum karena menggunakan data nyata, bukan prediksi.
Namun demikian, Forward PE memiliki keterbatasan: hasil masa lalu tidak menjamin akan terulang di masa depan. Jika perusahaan baru saja menghadapi krisis atau kejadian penting, Trailing PE mungkin tidak mencerminkan kondisi saat ini secara akurat.
PE memiliki keterbatasan, memang, tetapi tetap alat yang baik
Faktanya, EPS tidak tetap konstan sepanjang waktu. Ia berubah sesuai dengan pertumbuhan perusahaan atau faktor negatif:
Situasi baik: Misalnya Anda membeli saham seharga 5 Baht dengan PE 10 kali (EPS 0.5 Baht). Anda berharap akan balik modal dalam 10 tahun, tetapi selama itu perusahaan memperluas produksi dan pasar ekspor, sehingga EPS meningkat menjadi 1 Baht. Ketika EPS naik, PE turun menjadi 5 kali. Artinya, Anda akan balik modal dalam 5 tahun—lebih cepat setengahnya.
Situasi buruk: Sebaliknya, jika perusahaan menghadapi masalah perdagangan atau kerugian, sehingga EPS turun menjadi 0.25 Baht, maka PE dari saham seharga 5 Baht akan meningkat menjadi 20 kali. Artinya, Anda harus menunggu 20 tahun untuk balik modal.
Inilah alasan mengapa PE memiliki keterbatasan, tetapi alat ini tetap berharga karena membantu membandingkan apakah saham di pasar mahal atau murah dengan standar yang sama. Setelah memilih saham berdasarkan PE, investor sebaiknya melakukan pengecekan tambahan, melihat komponen bisnis, potensi pertumbuhan, dan risiko-risiko lainnya. Ini akan membantu mengurangi kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Kesimpulan: PE Ratio adalah titik awal, bukan akhir
Investasi yang sukses membutuhkan berbagai alat. Tidak ada satu metode yang berlaku untuk semua situasi. Ketika pasar berfluktuasi, alat analisis teknikal mungkin membantu membaca tren, tetapi ketika menemukan peluang bagus di mana banyak saham memiliki harga yang wajar, PE ratio adalah alat yang sangat membantu dalam seleksi.
Pengetahuan tentang PE apa itu, cara menghitungnya, dan keterbatasannya akan membantu Anda membuat keputusan investasi secara rasional dan akurat. Gunakan PE sebagai alat untuk memilih saham yang harganya wajar, lalu pelajari lebih dalam tentang kualitas perusahaan dan prospek di masa depan, sehingga Anda dapat mengumpulkan saham yang baik ke portofolio dengan lebih percaya diri.