Emas masih naik? Apakah tren ini bisa diikuti pada tahun 2025|Analisis untuk Anda

Seberapa tinggi minat terhadap emas belakangan ini? Setelah menembus rekor baru di atas per ons pada Oktober, meskipun terjadi koreksi, suasana menunggu di pasar tetap sangat kental. Para investor bertanya-tanya: Apakah sudah terlambat untuk masuk pasar sekarang? Apakah tren emas ini akan terus berlanjut?

Daripada mengikuti tren secara buta, lebih baik memahami dulu mengapa harga emas bisa melonjak dan bagaimana proses kenaikannya.

Tiga pendorong utama di balik melonjaknya harga emas

Bank sentral membeli emas secara besar-besaran

Pertama, lihat langkah bank sentral. Berdasarkan data dari World Gold Council (WGC), pada kuartal ketiga 2025, pembelian bersih emas oleh bank sentral global mencapai 220 ton, meningkat 28% dari kuartal sebelumnya. Dalam sembilan bulan pertama, total pembelian emas sekitar 634 ton. Seberapa besar kekuatan pembelian ini? 76% bank sentral yang disurvei menyatakan akan meningkatkan proporsi emas dalam lima tahun ke depan, sekaligus memperkirakan penurunan cadangan dolar AS.

Apa artinya ini? Bank sentral di seluruh dunia secara diam-diam mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS dan beralih ke emas. Peralihan besar-besaran ini bukan sekadar tren sesaat, melainkan bagian dari strategi jangka panjang.

Ketidakpastian kebijakan tarif

Setelah Trump menjabat, kebijakan tarif yang terus diluncurkan menjadi pemicu utama. Perubahan kebijakan yang sering dan ketidakpastian membuat pasar menjadi lebih berhati-hati, dan para investor berbondong-bondong mencari “aset perlindungan” seperti emas. Melihat kembali sejarahnya, selama perang dagang AS-China tahun 2018, harga emas sempat melonjak 5-10% dalam waktu singkat selama periode ketidakpastian kebijakan. Apakah sejarah akan terulang? Pasar jelas sedang bermain-main dengan kalkulator ini.

Ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve

Ini adalah bagian yang paling kompleks namun paling penting. Penurunan suku bunga akan melemahkan dolar AS, sehingga biaya peluang memegang emas menjadi lebih rendah, dan daya tarik emas pun meningkat. Tapi ada satu detail—setelah Federal Reserve menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September, harga emas malah tidak naik, malah turun. Kenapa?

Karena penurunan suku bunga ini sudah terlebih dahulu diantisipasi pasar, dan Powell menyebutnya sebagai “penurunan suku bunga berbasis manajemen risiko,” tanpa memberi sinyal bahwa penurunan akan berlanjut. Akibatnya, pasar menjadi ragu-ragu tentang jalur penurunan suku bunga berikutnya, dan harga emas pun kembali turun setelah sempat melonjak.

Hubungan musuh abadi antara emas dan suku bunga

Ini sangat penting: suku bunga riil = suku bunga nominal - inflasi. Ketika suku bunga turun, emas cenderung naik; ketika suku bunga naik, emas cenderung turun. Inilah mengapa pergerakan harga emas hampir selalu mengikuti keputusan Federal Reserve. Berdasarkan data CME, kemungkinan Federal Reserve akan menurunkan suku bunga lagi sebesar 25 basis poin di Desember mencapai 84,7%. Kamu bisa menggunakan data FedWatch sebagai acuan untuk menilai tren emas.

Faktor lain yang mendorong kenaikan harga emas

Beban utang global menumpuk, negara-negara kehabisan cara

Hingga 2025, total utang global mencapai 307 triliun dolar AS. Utang yang tinggi berarti ruang kebijakan suku bunga terbatas, sehingga negara-negara hanya bisa mengandalkan pelonggaran moneter, yang secara tidak langsung menurunkan suku bunga riil dan meningkatkan daya tarik emas.

Kepercayaan terhadap dolar AS mulai goyah

Ketika dolar melemah atau kepercayaan pasar menurun, emas yang dihitung dalam dolar AS justru diuntungkan. Ini seperti ayunan—dolar turun, emas naik.

Geopolitik menciptakan kepanikan

Perang Rusia-Ukraina yang terus berlangsung, ketegangan di Timur Tengah, semuanya mendorong permintaan terhadap aset safe haven. Setiap kali ada kejadian mendadak, harga emas cenderung berfluktuasi dalam jangka pendek.

Media dan komunitas turut memicu tren

Jangan abaikan poin ini—laporan media yang terus-menerus dan emosi di media sosial mendorong masuknya dana jangka pendek ke pasar emas secara besar-besaran. Fenomena ini sangat terlihat selama 2024-2025. Di balik kenaikan yang berkelanjutan, banyak yang didorong oleh sentimen daripada fundamental.

Menurut Reuters, kenaikan harga emas selama 2024-2025 mendekati tertinggi 30 tahun, melampaui 31% pada 2007 dan 29% pada 2010.

Pandangan dari lembaga dan ahli tentang masa depan

Meskipun baru-baru ini terjadi koreksi, secara umum lembaga tetap optimis terhadap prospek jangka panjang.

Tim komoditas JPMorgan menganggap koreksi ini sebagai “penyesuaian sehat,” dan tetap optimis terhadap tren jangka panjang, dengan target harga akhir 2026 di atas @E5@ per ons.

Goldman Sachs menegaskan target harga akhir 2026 sebesar per ons.

Bank of America lebih agresif, sebelumnya menaikkan target harga akhir 2026 menjadi , dan baru-baru ini para strateginya menyatakan bahwa emas bahkan berpotensi melonjak hingga @E5@ di tahun depan.

Merek perhiasan ternama di China tetap mematok harga emas murni di atas 1.100 yuan/gram, dan tidak menunjukkan penurunan besar, mencerminkan kepercayaan pasar.

Apakah sekarang saatnya masuk pasar? Tanyakan beberapa pertanyaan ini pada diri sendiri

Jika kamu adalah trader berpengalaman

Pergerakan volatilitas pasti menjadi panggungmu. Likuiditas yang baik dan arah kenaikan atau penurunan jangka pendek relatif mudah diprediksi, saat terjadi lonjakan atau koreksi besar, kekuatan bullish dan bearish terlihat jelas. Memanfaatkan momentum memang menguntungkan, tapi asalkan kamu benar-benar mampu.

Jika kamu pemula dan ingin bermain short-term

Mulailah dengan modal kecil untuk mencoba, jangan terburu-buru menambah posisi. Volatilitas tahunan emas bisa mencapai 19.4%, jauh lebih besar dari S&P 500 yang 14.7%. Jika mental tidak kuat, sangat mudah mengalami kerugian besar. Disarankan untuk mengikuti kalender ekonomi dan memantau data ekonomi AS, terutama saat pengumuman penting.

Jika ingin membeli emas fisik untuk investasi jangka panjang

Siapkan mental untuk menghadapi fluktuasi besar. Secara jangka panjang, tren naik tetap ada, tapi volatilitas ekstrem di tengah jalan harus bisa ditanggung. Siklus emas sangat panjang—lebih dari sepuluh tahun untuk melihat hasil nyata, dan selama periode itu harga bisa melipatganda atau bahkan setengahnya.

Jika ingin mengalokasikan emas dalam portofolio

Boleh saja, tapi jangan menaruh seluruh kekayaan di situ. Volatilitas emas tidak lebih rendah dari saham, diversifikasi tetap pilihan paling aman.

Jika ingin memaksimalkan keuntungan

Pertimbangkan untuk memegang secara jangka panjang dan melakukan trading jangka pendek saat harga menunjukkan volatilitas tinggi, terutama sebelum pengumuman data ekonomi AS. Tapi ini membutuhkan pengalaman dan kemampuan pengelolaan risiko.

Beberapa risiko yang harus diingat

Biaya transaksi emas fisik bisa mencapai 5%-20%, ini adalah biaya tersembunyi. Bagi investor di Taiwan, jika membeli emas dalam mata uang asing, juga harus memperhatikan fluktuasi kurs dolar AS/TWD yang bisa mempengaruhi hasil akhir.

Emas memang memiliki posisi sebagai aset cadangan global yang terpercaya, dan faktor fundamental jangka menengah panjang tetap mendukung. Tapi dalam praktiknya, harus waspada terhadap risiko fluktuasi jangka pendek, terutama menjelang pengumuman data ekonomi AS dan rapat Federal Reserve. Saat-saat ini biasanya menjadi waktu pasar paling liar.

Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • Komentar
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
Tidak ada komentar
  • Sematkan

Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)