Banyak trader pernah mengalami hal seperti ini: semakin sering mereka bertransaksi, semakin cepat pula kerugiannya. Di mana letak masalahnya? Sederhananya, sebagian besar usaha orang sebenarnya adalah usaha yang dipicu oleh emosi.
Setiap hari memantau grafik lilin, takut melewatkan setiap fluktuasi pasar, terlihat serius melakukan trading, padahal sebenarnya hanya mengikuti setiap kenaikan dan penurunan pasar. Prediksi yang buta, masuk keluar yang sering, tidak bisa berhenti ingin membeli di dasar atau menjual di puncak—ini adalah ciri khas dari trading yang dipicu oleh emosi.
Orang yang benar-benar stabil dalam meraih keuntungan memiliki cara bermain yang sama sekali berbeda. Mereka tidak memprediksi tren, tidak melakukan hal-hal yang sering merepotkan, malah mengarahkan energi mereka pada satu hal: membangun pola pikir tren.
Tiga poin inti dari pola pikir tren:
Pertama, belajar membedakan antara tren pasar dan pasar sideways, jangan sampai terpotong saat pasar sedang sideways.
Kedua, melepaskan keinginan untuk prediksi yang akurat. Pasar tidak pernah sempurna, menerima ruang ketidakpastian justru membuat hidup lebih nyaman.
Ketiga, menjalankan dengan disiplin—hanya melakukan break out, hanya menempatkan posisi saat harga kembali, hanya menambah posisi saat mengikuti tren.
Saran praktisnya sangat sederhana: fokuskan perhatian pada grafik 4 jam dan harian, jauhi noise dari grafik 1 menit dan 5 menit. Keuntungan dari pendekatan ini jelas terlihat: frekuensi transaksi menurun drastis, gangguan emosi berkurang secara alami, dan tingkat kemenangan justru meningkat.
Melihat ke belakang, masalahnya bukanlah karena kamu kurang berusaha, tetapi karena berusaha dengan arah yang salah.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
12 Suka
Hadiah
12
3
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
DeFiCaffeinator
· 9jam yang lalu
Tidak salah, setiap hari mengawasi pasar hanya membuat kita bekerja untuk pasar, lelah sendiri dan malah rugi.
Lihat AsliBalas0
New_Ser_Ngmi
· 9jam yang lalu
Astaga, ini kan benar-benar ngomongin aku, setiap hari memperhatikan pasar terus-terusan dipotong sampai merasa hidup ini penuh keraguan
Lihat AsliBalas0
NewDAOdreamer
· 9jam yang lalu
Orang yang selalu memantau pasar setiap hari memang untuk mengumpulkan uang, tidak salah lagi
Banyak trader pernah mengalami hal seperti ini: semakin sering mereka bertransaksi, semakin cepat pula kerugiannya. Di mana letak masalahnya? Sederhananya, sebagian besar usaha orang sebenarnya adalah usaha yang dipicu oleh emosi.
Setiap hari memantau grafik lilin, takut melewatkan setiap fluktuasi pasar, terlihat serius melakukan trading, padahal sebenarnya hanya mengikuti setiap kenaikan dan penurunan pasar. Prediksi yang buta, masuk keluar yang sering, tidak bisa berhenti ingin membeli di dasar atau menjual di puncak—ini adalah ciri khas dari trading yang dipicu oleh emosi.
Orang yang benar-benar stabil dalam meraih keuntungan memiliki cara bermain yang sama sekali berbeda. Mereka tidak memprediksi tren, tidak melakukan hal-hal yang sering merepotkan, malah mengarahkan energi mereka pada satu hal: membangun pola pikir tren.
Tiga poin inti dari pola pikir tren:
Pertama, belajar membedakan antara tren pasar dan pasar sideways, jangan sampai terpotong saat pasar sedang sideways.
Kedua, melepaskan keinginan untuk prediksi yang akurat. Pasar tidak pernah sempurna, menerima ruang ketidakpastian justru membuat hidup lebih nyaman.
Ketiga, menjalankan dengan disiplin—hanya melakukan break out, hanya menempatkan posisi saat harga kembali, hanya menambah posisi saat mengikuti tren.
Saran praktisnya sangat sederhana: fokuskan perhatian pada grafik 4 jam dan harian, jauhi noise dari grafik 1 menit dan 5 menit. Keuntungan dari pendekatan ini jelas terlihat: frekuensi transaksi menurun drastis, gangguan emosi berkurang secara alami, dan tingkat kemenangan justru meningkat.
Melihat ke belakang, masalahnya bukanlah karena kamu kurang berusaha, tetapi karena berusaha dengan arah yang salah.