Hingga akhir 2025, perak telah melonjak mendekati 71 dolar AS per ons, dengan kenaikan tahunan lebih dari 120%. Pada saat yang sama, kinerja emas juga cukup baik, naik sekitar 60%; kisah Bitcoin lebih dramatis, dari 12.6 juta pada Oktober melonjak tinggi lalu turun kembali ke 8.7 juta menjelang akhir tahun.

Yang menarik adalah, dalam tren ini, kinerja perak secara jelas mengungguli aset safe haven tradisional emas, apa sebenarnya logika di balik ini?

**Lingkungan makro membuka pintu**

Pada tahun 2025, kebijakan moneter global secara signifikan longgar, Federal Reserve beberapa kali menurunkan suku bunga secara langsung menekan hasil riil. Pada saat yang sama, dolar AS juga melemah. Ingat rumus ini sangat penting: suku bunga riil rendah + ekspektasi inflasi tetap ada = era terbaik untuk aset keras. Emas naik dari 2600 menjadi 4500, kenaikan ini sebenarnya tidak sulit dipahami.

**Tapi perak berbeda**

Emas terutama mendapatkan keuntungan dari premi safe haven, sementara perak selain memiliki atribut safe haven, juga dapat berpartisipasi dalam siklus ekspansi ekonomi. Secara historis, setiap kali ekonomi membaik, perak selalu lebih dulu dari emas—ia adalah aset penyimpan nilai sekaligus kebutuhan industri. Dua atribut ini menentukan ledakan kekuatannya dalam tren siklus.

**Permintaan industri adalah mesin penggerak sejati**

Dalam struktur konsumsi perak, penggunaan industri sudah mendekati separuh, dan rasio ini terus meningkat. Pertumbuhan terbesar berasal dari tiga arah: pembangkit listrik tenaga surya, peningkatan elektrifikasi, dan adopsi kendaraan listrik. Satu kendaraan listrik membutuhkan sekitar 25 hingga 50 gram perak, jauh lebih tinggi dari mobil berbahan bakar fosil tradisional. Ditambah lagi, infrastruktur seperti stasiun pengisian daya dan pengisian cepat juga mengonsumsi banyak perak, inilah kekuatan pendorong utama dari tren ini.