Sebelum tragedi itu terjadi, seorang ibu memperhatikan bahwa putrinya terus-menerus sibuk dengan ponselnya. Ia mengira itu hanyalah obrolan remaja biasa dengan teman-temannya. Kenyataan yang memilukan? Putrinya ternyata curhat kepada chatbot AI di hari-hari terakhirnya—bukan kepada manusia.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
15 Suka
Hadiah
15
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
DefiPlaybook
· 12-08 05:55
Eh, masalah ini terdengar agak berat ya, rasanya lebih menyakitkan daripada kerugian tidak tetap. Chatbot AI menggantikan koneksi manusia yang sebenarnya, bukankah ini adalah "risiko kepercayaan terpusat" yang selalu kita waspadai? Hanya saja sekarang terjadi di bidang yang berbeda saja.
Lihat AsliBalas0
TrustlessMaximalist
· 12-08 05:54
Sejujurnya, cerita ini membuat hati terasa sesak. Mengapa anak-anak memilih untuk curhat kepada AI daripada kepada manusia? Apakah di baliknya ada sesuatu yang secara tak sadar kita semua abaikan?
Lihat AsliBalas0
GateUser-e19e9c10
· 12-08 05:39
Ini... benar-benar cukup membuat orang merasa tidak nyaman, apakah pendampingan AI benar-benar bisa menggantikan manusia? Rasanya agak menakutkan ya.
Lihat AsliBalas0
ContractFreelancer
· 12-08 05:36
Ini benar-benar menyakitkan... AI secerdas apapun tetap tidak bisa menggantikan kebersamaan yang tulus.
Sebelum tragedi itu terjadi, seorang ibu memperhatikan bahwa putrinya terus-menerus sibuk dengan ponselnya. Ia mengira itu hanyalah obrolan remaja biasa dengan teman-temannya. Kenyataan yang memilukan? Putrinya ternyata curhat kepada chatbot AI di hari-hari terakhirnya—bukan kepada manusia.