Sesuatu yang luar biasa sedang terjadi di lanskap perdagangan Asia Tenggara. Arus ekspor ke enam ekonomi utama kawasan ini — yaitu Indonesia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, dan Malaysia — benar-benar telah meningkat dua kali lipat dalam beberapa tahun terakhir.

Perubahan ini bukan sekadar angka di lembar spreadsheet. Ini sedang membentuk ulang rantai pasokan dan pergerakan modal di seluruh koridor Asia-Pasifik. Ketika volume perdagangan melonjak seperti ini, kita melihat redistribusi likuiditas besar-besaran dan perubahan pusat kekuatan ekonomi.

Enam pasar ini merepresentasikan basis konsumen dan pusat manufaktur yang sangat besar. Efek pelipatan gandanya menandakan percepatan integrasi ekonomi yang dapat berdampak pada segalanya, mulai dari harga komoditas hingga sistem pembayaran lintas batas. Patut dicermati bagaimana konfigurasi ulang perdagangan ini akan mempengaruhi infrastruktur keuangan regional.