Pada Binance Blockchain Week Desember 2025, Tom Lee, strategis Wall Street terkemuka sekaligus pendiri Fundstrat, menyatakan bahwa pasar cryptocurrency kini telah melampaui “siklus empat tahun” tradisional. Model lama—yang dipicu oleh peristiwa halving, sentimen investor ritel, serta fase bull dan bear yang bergantian—sudah mulai digantikan oleh kekuatan struktural baru.
Lee meyakini pasar telah mencapai titik terendah dan siklus pertumbuhan baru yang akan membentuk dekade mendatang baru saja dimulai.
Ia menegaskan, momentum pasar saat ini tidak lagi digerakkan oleh spekulasi jangka pendek atau tema yang berganti, melainkan oleh tiga pendorong utama jangka panjang: arus modal institusional yang berkelanjutan, alokasi portofolio berskala besar, dan tokenisasi aset dunia nyata yang berkembang pesat. Faktor-faktor ini secara fundamental mengubah cara kerja pasar kripto.
Bagi Lee, peran Ethereum jauh melampaui sekadar aset kripto. Ethereum merupakan lapisan fundamental yang menggerakkan gelombang baru infrastruktur finansial, meliputi smart contract, DeFi, penyelesaian stablecoin, dan tokenisasi aset dunia nyata (RWA).
Ketika aset tradisional—seperti sekuritas, properti, saham dana, obligasi, dan berbagai hak finansial—semakin banyak direpresentasikan dan dikelola on-chain, permintaan terhadap ETH bergeser dari perdagangan spekulatif ke kebutuhan penyelesaian yang krusial. Lee juga menyoroti satu fakta penting yang sering terabaikan: mayoritas institusi tradisional saat ini belum memiliki eksposur terhadap aset kripto. Jika alokasi mereka naik dari 0 menjadi 1% atau 2%, arus modal baru akan sangat mengubah seluruh pasar.

Grafik: https://www.gate.com/trade/ETH_USDT
Mengenai target harga ETH yang sangat dinantikan sebesar $62.000, Lee memaparkan sejumlah prasyarat spesifik. Ini bukan sekadar prediksi spekulatif; proyeksi ini didasarkan pada beberapa variabel krusial yang harus terjadi bersamaan:
Pertama, pasar harus memasuki “supercycle” yang nyata, dengan arus modal institusional berkelanjutan dan kemungkinan partisipasi dana kekayaan negara, sehingga aset kripto menjadi bagian inti portofolio investasi global.
Kedua, fundamental jaringan Ethereum harus menunjukkan perbaikan konsisten. Volume transaksi on-chain, pertumbuhan aplikasi DeFi, aktivitas penyelesaian stablecoin, dan laju tokenisasi aset dunia nyata semuanya harus meningkat secara bersamaan untuk mendorong nilai intrinsik ETH.
Ketiga, reli ini tidak boleh bergantung pada satu katalis saja. Berbeda dengan siklus sebelumnya yang dipicu oleh halving atau sentimen ritel, siklus saat ini berakar pada reformasi institusional, transformasi struktur aset, dan peningkatan infrastruktur finansial.
Lee meyakini ETH dapat bergerak dari kisaran ribuan dolar saat ini menuju target ambisius $62.000 hanya jika seluruh kondisi tersebut terpenuhi.
Tentu, tidak semua pihak yakin. Banyak analis menilai bahwa target $62.000 lebih merupakan skenario ideal dan sangat bergantung pada:
Jika salah satu elemen tersebut tertinggal, target tersebut dapat tertunda atau bahkan tidak tercapai sama sekali.
Kondisi makro juga sangat menentukan. Perubahan suku bunga, kendala likuiditas, perubahan kebijakan regulasi, dan risiko geopolitik dapat memberikan dampak sistemik pada pasar kripto. Bahkan Tom Lee menegaskan berulang kali bahwa aset kripto tidak pernah beroperasi secara terpisah—selalu berada di bawah siklus makro global yang lebih luas.
Faktanya, skala transaksi on-chain ETH, aktivitas aplikasi, dan kemajuan adopsi RWA saat ini masih jauh dari visi “infrastruktur finansial global.” Mencapai valuasi triliunan dolar dalam waktu dekat masih dibatasi oleh kendala praktis.
Bagi sebagian besar investor, sudut pandang Tom Lee sebaiknya dipandang sebagai kerangka optimistis jangka panjang, bukan jaminan harga dalam waktu dekat.
Fokus utama untuk pemantauan jangka panjang bukan satu target harga, melainkan apakah tren utama berikut terus berkembang:
Jika Anda mempertimbangkan ETH, pendekatan bijak adalah melihatnya sebagai salah satu alokasi jangka panjang berpotensi tinggi dan volatilitas tinggi—bukan taruhan all-in.
Menjaga portofolio yang terdiversifikasi, mengelola posisi dengan bijak, menetapkan level ambil untung dan stop loss yang jelas, serta memantau kebijakan makro dan perkembangan likuiditas secara ketat tetap menjadi kunci untuk menghadapi siklus pasar dengan sukses.





