
ARTY sebagai platform GameFi berbasis blockchain menghadapi risiko kerentanan smart contract yang sama seperti ekosistem blockchain secara keseluruhan. Studi dari Anthropic menunjukkan bahwa agen AI berhasil mengeksploitasi 207 dari 405 kontrak uji coba yang diluncurkan antara 2020 hingga 2025 di berbagai chain, mengekstrak dana simulasi sebesar USD550 juta. Tren ini menegaskan tantangan keamanan serius yang dihadapi aplikasi blockchain.
| Jenis Kerentanan | Dampak | Frekuensi |
|---|---|---|
| Serangan reentrancy | Ekstraksi dana tidak sah | Tinggi |
| Integer overflow/underflow | Perilaku kontrak tak terduga | Umum |
| Akses tidak sah | Manipulasi fungsi | Signifikan |
| Serangan replay | Eksploitasi lintas chain | Berkembang |
Insiden masa lalu memperlihatkan bahwa kontrak logika yang belum diinisialisasi dan eksploitasi flashloan telah menyebabkan kerugian lebih dari jutaan dolar. Kasus Ondo Finance mengakibatkan kontrak rusak sendiri akibat inisialisasi yang salah, sementara celah flashloan mendasar membuat penyerang bisa memanfaatkan izin tak terbatas. Kasus-kasus seperti ini menunjukkan bagaimana kerentanan lama dapat berlanjut pada proyek yang melakukan fork kode tanpa audit keamanan yang memadai.
Pada platform seperti ARTY yang melibatkan transaksi NFT dan mekanisme GameFi, permukaan serangan menjadi jauh lebih luas. Developer perlu menerapkan praktik pengkodean yang aman, protokol uji yang ketat, serta audit menyeluruh untuk meminimalkan risiko yang terus berkembang. Pemantauan waktu nyata dan mekanisme circuit breaker menambah lapisan perlindungan terhadap teknik eksploitasi berbasis AI yang mampu menyerang banyak kontrak secara simultan.
Jaringan ARTY menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks seiring aset digital menjadi target menarik bagi pelaku kejahatan siber. Laporan keamanan terbaru menunjukkan, satu penyerang di mana pun dapat mengeksploitasi celah infrastruktur blockchain, khususnya pada exchange dan wallet tempat token ARTY diperdagangkan dan disimpan.
Serangan man-in-the-middle menjadi celah besar, di mana pelaku dapat mencegat data antara pengguna dan platform perdagangan, sehingga private key dan informasi transaksi berisiko bocor. Kampanye phishing yang meniru komunikasi resmi ekosistem ARTY juga semakin banyak, menipu pengguna agar membocorkan kredensial penting.
Sifat terdistribusi infrastruktur ARTY di berbagai jaringan blockchain membuka lebih banyak vektor serangan. Pelaku ancaman negara, yang telah teridentifikasi aktif menargetkan sistem teknologi finansial sepanjang 2025, mampu menembus perangkat jaringan dan mencuri kredensial administratif. Tren eksploitasi pada ekosistem kripto utama menandakan, sistem ARTY yang belum diperbarui menghadapi risiko yang lebih tinggi.
Penyedia layanan pihak ketiga yang terintegrasi dengan exchange ARTY menjadi titik rawan kritis. Kebocoran keamanan di penyedia layanan perifer telah berulang kali mengekspos jutaan data pengguna, termasuk identitas dan riwayat transaksi. Fakta ini menegaskan perlindungan aset ARTY membutuhkan kerangka keamanan menyeluruh, yang meliputi integritas seluruh infrastruktur ekosistem dan pemantauan kerentanan secara berkesinambungan.
Pemegang token ARTY menghadapi risiko sentralisasi tinggi jika memilih model penitipan di exchange. Dengan menyimpan ARTY di platform terpusat, pengguna menyerahkan kendali private key ke pihak ketiga, sehingga timbul risiko counterparty besar. Pengaturan kustodian ini membuka token pada berbagai celah risiko yang tidak ditemukan pada sistem pengelolaan mandiri.
Pelanggaran keamanan exchange adalah ancaman utama. Data industri terkini menunjukkan, hot wallet bertanggung jawab atas 70% insiden pencurian exchange meski porsinya kecil dari total aset. Satu celah pada infrastruktur exchange dapat menyebabkan ribuan token ARTY disalurkan ke penyerang, cukup dengan satu titik lemah.
Risiko regulasi memperbesar masalah sentralisasi. Pemerintah bisa membekukan akun pengguna atau membatasi akses tanpa peringatan, sehingga dana tetap terkunci meski exchange sudah mengadopsi keamanan teknis. Risiko regulasi ini terbukti krusial saat terjadi gejolak pasar di beberapa platform perdagangan.
Selain itu, ARTY yang disimpan di exchange sulit digunakan dalam tata kelola terdesentralisasi, sehingga suara pemungutan terkonsentrasi pada pemilik mandiri. Konsentrasi ini menurunkan ketahanan jaringan dan legitimasi keputusan bersama.
Tren industri kini condong ke pengelolaan mandiri. Data survei menunjukkan 56,58% pengguna kripto kini memilih wallet non-kustodian, sementara adopsi hardware wallet naik 30% per tahun. Investor berpengalaman biasanya menyimpan posisi ARTY besar di solusi mandiri, dan hanya menaruh saldo trading di exchange, agar keseimbangan likuiditas dan keamanan tetap terjaga.
ARTY adalah cryptocurrency dalam ekosistem Artyfact untuk membuat, mengoleksi, dan memperdagangkan karya digital dan NFT. ARTY mendukung deflasi, tata kelola, serta game. Nilainya didorong oleh fitur play-to-earn.
Untuk membeli ARTY, pilih exchange kripto terpercaya, buat akun, lakukan deposit, lalu beli ARTY di marketplace. Harga ARTY saat ini USD0,14.
Artyfact adalah ekosistem gaming berbasis blockchain yang menggabungkan gameplay AAA, AI, dan NFT. Model tokenomics deflasi dengan ARTY sebagai mata uang dalam game dan token tata kelola.
ARS adalah peso Argentina, mata uang resmi negara Argentina, diperkenalkan tahun 1992 dan digunakan secara nasional.











